
Tasikmalaya || Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara bekerjasama dengan Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK) mengadakan Pelatihan Pengembangan Sistem Informasi Desa (SID) yang bertempat di Kantor BP2DKKabupaten Tasikmalaya Jawa Barat selama 3 hari. Terhitung mulai sejak Kamis (29/11) hingga (01/12).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola/operator SID terkait rencana strategis implementasi SIDEKA di tingkat Desa dan level Kabupaten.
Tak kurang dari 30 orang pengelola/operator Sistem Informasi Desa (SID) yang mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari Desa Se Kecamatan Tahunan (Tahunan, Desa Ngabul, Desa Langon, Desa Senenan, Desa Sukodono, Desa Mantingan, Desa Kecapi, Desa Krapyak, Desa Tegalsambi, Desa Teluk Awur, Desa Platar, Desa Demangan, Desa Semat, Desa Mangunan, Desa Petekeyan), Desa SeKecamatan Mlonggo (Desa Jambu, Desa Karanggondang, Desa Srobyong, Desa Sekuro, Desa Mororejo, Desa Sinanggul, Desa Jambu Timur), Kasi PMD Kec.Tahunan beserta staff, Kasi PMD Mlonggo beserta staff dan Pendamping Desa.

Peserta pelatihan dibimbing untuk mendapatkan peningkatan kapasitas oleh para pandu yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam Pemberdayaan, Informatika serta Platform Tata Kelola Desa berbasis Sideka juga ilmu pengetahuan tentang internet sehat, jurnalistik, pemetaan, sistem keuangan desa, dan kependudukan.Para Pandu memastikan agar para semua peserta bisa “belajar dengan strategi bersama” agar sistem informasi desa dan kawasan bisa dilaksanakan.

Lokasi Pelatihan dengan nuansa pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota di luar bayangan dari peserta. Cukup unik dan berbeda, tidak seperti pelatihan yang biasanya di selenggarakan di kota dengan hotel yang representative. Peserta di tempatkan di homestay atau rumah-rumah penduduk sekitar di kampung Cinunjang Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Jawa barat sebagai tempat tinggal mereka. Keramahan Pemilik rumah ataupun warga sekitar membuat nyaman seperti di rumah sendiri.
Dengan ruang belajar yang terbuka diharapkan mampu memberi rasa nyaman kepada peserta dalam menerima berbagai macam teknik dan pembelajaran sehingga tercipta interaksi yang baik dengan sesama peserta maupun dengan pandu. Adapun proses pembelajaran yang kurang maksimal dikarenakan pelatihan hanya mencakup instalasi program/aplikasi dan dasar-dasar pemetaan dikarenakan waktu pelatihan hanya 1-2 hari sesuai jadwal pelatihan, yang mana biasanya peserta pelatihan minimal 10 hari untuk bisa menerima materi pembelajaran oleh pandu BP2DK.
Namun para pandu memberikan semangat kepada peserta agar ilmu yang didapat dari kegiatan pelatihan tersebut bermanfaat dan bisa di aplikasikan di desanya masing-masing dan terus dikembangkan lagi.


Tinggalkan Balasan